SUMBER INFORMASI DESA

Recent Posts

Nusantara Mengaji

Salah satu bentuk kepedulian Santri dalam Agenda Nasional yaitu Nusantara Mengaji

Nusantara Mengaji

Salah satu bentuk kepedulian Santri dalam Agenda Nasional yaitu Nusantara Mengaji

Nusantara Mengaji

Indahnya Kebersamaan

Nusantara Mengaji

Ngalap berkah, Tumpengan dalam acara Nusantara Mengaji

Kegiatan Isra Mi'raj

Kegiatan Isra Mi'raj di Madrasah Diniyah Roudlotul Muttaqin Desa Dero

GP ANSOR BRINGIN

Pelantikan Gerakan Pemuda Ansor PAC Bringin di pondok Pesantren Ma'rifatul Ulum

Madrasah Diniyah Roudlotul Muttaqin

Persiapan Haflah Akhirussanah PAUD dan Madrasah Diniyah Roudlotul Muttaqin Ds.Dero Kec.Bringin Kab.Ngawi

Kamis, 15 Maret 2018

Desa Mojo Kecamatan Bringin Menuju Desa Spetakuler Melalui Destinasi Wisata

Bringin –  Desa Mojo merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bringin yang mempunyai beragam seni dan budaya, Desa yang mempunyai lahan pertanian yang luas dan terkenal dengan dalang cilik nya ini mempunyai mimpi menjadi Desa yang menjadi Icon di Kabupaten Ngawi . Setelah kordinasi dengan berbagai pihak baik itu dari tokoh budayawan maupun stakeholder lainnya seperti Camat kecamatan Bringin dan Pendamping Desa, dalam rangka mewujudkan mimpi itu, Subiyanto selaku Kades Desa mojo hari ini (14/03/2018) menggelar musyawarah di Aula Pendopo Desa Mojo. Musyawarah yang juga dihadiri Drs. Supriyadi, M.Si selaku Camat Kecamatan Bringin ini sepakat untuk menyelenggarakan Festival Budaya tradisi yang sudah hampir hilang dan dilupakan oleh generasi saat ini.
Seperti yang di sampaikan Subiyanto dalam sambutannya
“ Desa Mojo ini merupakan salah satu desa yang mempunyai kekayaan alam dan potensi yang luar biasa. Banyak hal - hal yang bisa kita gali dan kita kembangkan untuk lebih memajukan dan mengangkat perekonomian khususnya bagi masyarakat desa Mojo. Saya mempunyai mimpi Desa mojo ini menjadi desa Wisata yang nantinya menjadi Icon di Kabupaten Ngawi lebih khusus lagi iconnya bagi Kecamatan Bringin. Mimpi itu  akan bsa kita wujudkan asalkan kabeh sedulur bersama – sama, bahu membahu, gotong royong dan guyup rakun agar semua masyarakat desa Mojo bisa makmur. Inovasi – Inovasi kita munculkan agar Desa Wisata ini dapat terkabul ” ujar Subiyanto.
Drs. Supriyadi, M.Si selaku Camat Kecamatan Bringin menyampaikan apresiasi untuk pemerintahan Desa Mojo
“saya ucapkan terima kasih banyak untuk pemerintahan desa Mojo yang telah mempunyai inisiatif untuk menyelenggarakan festival ini, saya yakin dengan mengangkat tradisi dan budaya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang nantinya akan bisa kita kelola bersama untuk memajukan wisata yang telah ada. Kecamatan bringin itu mempunyai 2 wisata yang telah terkenal yaitu Waduk pondok dan Waduk Sangiran, akan tetapi daya tarik pengunjung masih rendah. Saya yakin jika Desa Wisata ini dapat berjalan, pasti akan menjadi Desa pertama di Kabupten Ngawi yang menjaga tradisi dan budaya melalui management dalam bentuk destinasi wisata” jelas Supriyadi.
Di akhir acara Sukadi selaku kordinator kegiatan ini menyampaikan tentang mekanisme, jadwal dan jenis kegiatan festival yang akan dilaksanakan :
“kegiatan festival ini akan dilaksanakan minimal 2 kali dalam setahun, untuk kegiatan pertama akan dilaksanakan pada tanggal 14 -15 Juli 2018 dengan acara pagelaran seni budaya wayang dalang cilik, festival nutu pari, Gembrungan, permainan  - permainan tradisional dan 10.000 Dramenan untuk mencetak rekor muri” akhir sukadi. (Samsul Arifin)

Selasa, 12 Desember 2017

PAC GP Ansor Kecamatan Bringin Peduli Pacitan

Bringin-Ngawi, Sudah hampir dua pekan peristiwa bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Pacitan terjadi, namun hingga saat ini proses evakuasi dan pembersihan sampah di lokasi bencana belum selesai karena luasnya wilayah yang terkena dampak dari bencana ini. Setiap hari relawan terus berdatangan baik dari sekitar Kabupaten Pacitan maupun relawan yang berasal dari kabupaten yang letaknya jauh dari Kabupaten Pacitan, salah satunya rombongan relawan yang diberangkatkan oleh PAC GP Ansor Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. Sebanyak 15 Anggota BANSER berangkat ke lokasi bencana sebagai bentuk kepedulian atas musibah banjir yang terjadi di Kapupaten Pacitan ini. “Bencana banjir dan tanah longsor yang telah terjadi di Kabupaten Pacitan dua pekan lalu menyisakan luka yang mendalam bagi warga Nahdliyin khususnya keluarga besar Ansor, atas inisiatif dari beberapa anggota dan hasil musyawarah dengan MWC NU Bringin, hari ini tanggal 12/12/2017 kami PAC GP Ansor Kecamatan Bringin memberangkatkan 15 Relawan ke lokasi bencana sebagai wujud kepedulian kami terhadap musibah yang telah terjadi.” terang Zainal Fanani selaku Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Bringin. (12/12/2017) “Kami juga mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak baik itu dari MWC NU Kecamatan Bringin, NU CARE-LAZIZNU Kecamatan Bringin, IPNU maupun dari pihak lain yang tak bisa disebutkan satu per satu.” tambahnya. Dalam persiapan pemberangkatan 15 Relawan tersebut terlihat Bapak Parno Al Fanil Arifin selaku Ketua MWC NU Kecamatan Bringin, beliau juga menyampaikan bahwa dirinya sangat merasa senang dan bangga kepada generasi muda yang mempunyai semangat yang luar biasa dan jiwa sosial yang tinggi, sehingga bermanfaat bagi sesama khususnya warga Nahdliyin Kecamatan Bringin. ( Samsul Arifin )

Minggu, 19 Februari 2017

ISTRIKU MEMAKSA SAYA UNTUK BERPOLIGAMI

Sudah beberapa hari ini istriku merajuk, bahkan setengah memaksa.Terus-menerus. Tak pernah berhenti. Sepanjang waktu. Siang-malam. Pagi hingga sore. Ia tak mengenal lelah untuk merajuk dan memaksa. Rajukan dan paksaannya juga tak main-main. Sangat berat. Maha berat malah. Ia meminta saya untuk melakukan poligami! Menikah lagi! Dengan perempuan lain!

Saya tidak tahu apa alasan pasti sehingga istri saya meminta saya berpoligami. Bagi saya, istri saya adalah wanita yang mendekati sempurna. Ia adalah perpaduan antara Khadijah dan Aisyah, istri-istri Nabi agung Muhammad. Di waktu-waktu tertentu, ia begitu mandiri, tabah, dan keibuan layaknya Khadijah. Di saat lain, istri saya mampu bertindak cerdas dan suka bermanja seperti halnya Aisyah. Jadi, buat apa saya berpoligami?

”Poligami bukan buat Mas, ”tegas istri saya. ”Tapi, poligami ini buat saya. Saya ingin masuk surga seperti wanita-wanita lain yang rela dan ikhlas dimadu. Apakah Mas tidak senang jika istrinya masuk surga?”

Saya kaget dengan ketegasan istri saya. Tapi, saya bukannya senang dengan sikap yang tegas itu. Saya justru takut, ketegasan itu akan membuat istri saya menyesal di kelak kemudian hari. Apalagi saya memang benar-benar tak ingin berpoligami!

”Dik, poligami itu bukan sesuatu yang mudah. Seorang pria yang berniat poligami harus memiliki sikap dan watak yang adil. Apakah aku akan mampu bersikap adil? Rasanya tidak! Coba kamu pikir dan rasakan, terhadap diri kamu dan anak-anak kita saja saya kerap gagal, apalagi terhadap orang lain nantinya.”

Saya mulai memberi nasihat kepadanya. Tentu dengan suara yang lembut. Sebab saya yakin ia pasti mau mendengarnya jika saya berbicara lembut.

”Selain adil, aku juga mesti punya pendapatan yang berlebih. Taruhlah, aku cukup kaya untuk membiayai kehidupan dua keluarga. Sebab bagaimana mungkin aku bisa berpoligami sementara pendapatanku cekak? Nah, ini yang aku tidak bisa berikan. Untuk membiayai kehidupan kamu dan anak-anak kita saja aku begitu kerepotan, bagaimana aku bisa membiayai kehidupan orang lain.”

Istri saya manggut-manggut. Saya senang ia mulai terpengaruh pikiran saya. Tapi, saya dibuat terperangah karena suara istri saya lain dengan sikapnya itu.

”Sejak kapan Mas berubah sikap menjadi seorang penakut? Apakah Islam telah mengajarkan Mas menjadi seorang penakut? Saya tidak pernah membayangkan Mas begitu ketakutan terhadap poligami. Padahal, kenapa kita takut berpoligami? Apa sebenarnya yang membuat kita ngeri saat hendak melakukan poligami? Takut tidak dapat berbuat adil? Takut tak bisa menafkahi?”

”Dik, aku bukan takut. Tapi, aku rasional…”

”Benar! Mas, rasional. Tapi, rasional yang didasari oleh ketakutan. Kalau Mas bicara dan bertindak atas nama sesuatu, tetapi sudah didasari ketakutan dan kekhawatiran, selamanya Mas tak akan pernah bisa jujur terhadap diri sendiri.”

Saya tak mampu melawan kata-kata istri saya. Hari ini, saya berdebat dengan istri saya mengenai poligami. Tapi, posisi kami malah bertolak belakang. Saya bukan hendak minta izin berpoligami, melainkan saya justru dipaksa istri saya untuk berpoligami.

”Dik, kata Pak Quraish Shihab, poligami itu dapat diibaratkan pintu darurat di pesawat terbang….”

”Pintu darurat yang seperti apa? Apa jenis pesawat terbangnya?” potong istri saya cepat. ”Setahu aku, Al Qur’an tidak pernah mengibaratkan poligami seperti pintu darurat pesawat terbang. Al Qur’an hanya bilang, kalau mampu bersikap adil, nikahlah dengan dua, tiga, atau empat. Kalau tak mampu cukup satu saja.”

”Itulah yang aku takutkan…”

”Nah, benarkan. Mas bicara poligami karena rasa takut dan khawatir. Akhirnya, Mas mengaku juga….”

Saya telah masuk ke dalam perangkap pikiran cerdas istri saya. Saya kini terdiam. Benar-benar terdiam. Seribu bahasa. Saya hanya menundukkan kepala pertanda menyerah.

”Mas, ”panggil istri saya dengan senyum dan mata yang menawan. ”Saya ingin Mas secepatnya berpoligami. Saya ikhlas. Benar-benar ikhlas. Bahkan kalau Mas tak bisa mencari wanita lain, saya bersedia mencarikannya.” kebetulan saya punya temen janda tanpa anak yang ditinggal mati suaminya yang cantik. Kuning Langsat rambutnya panjang . Senyumnya sangat menawan pasti cocok buat Mas . Dan saya juga sudah bilang sama dia dan dia mau banget.

Saya menengadahkan kepala saya ke wajahnya. Istri saya tersenyum. Senyumnya begitu lembut. Saya membalasnya dengan pelukan hangat. Diam-diam hati saya berbunga-bunga. Gembira. Membayangkan ada wanita lain yang tentu saja lebih muda, lebih cantik, lebih semlohai, lebih segalanya dibanding istri saya sekarang ini. Kegembiraan saya tak tertahankan…..... Berkali kali aku istighfar dan menyebut asma Alloh Subhanalloh ujian atau nikmat apa yang sedang Alloh mainkan kepadaku.

posted from Bloggeroid

Minggu, 12 Februari 2017

Karomah Habib Lutfi Bin Yahya

Suatu ketika ada 10 Dukun yg menantang Habib Lutfi untuk beradu kekuatan, sambil tersenyum menolak tantangan 10 Dukun itu, salah satu dri melangkahkan kakinya mendekat ke arah habib sambil membawa keris kuno jaman kerajaan majapahit, keris itu ditancapkan ke tanah sambil berucap ke

Sabtu, 16 Juli 2016

Sikak


Bahasa memang memiliki keunikannya yang luar biasa. Ibaratnya tanpa adanya bahasa sudah bakal dipastikan mustahil kita mampu berkomunikasi dengan baik. Lantas kemudian saya pribadi hendak menyampaikan ihwal sikak agar kita semua tidak terjebak pada pemahaman yang tidak baik. Ibaratnya jika sikak adalah teks, maka wajar jika teks tersebut dilihat dan dibaca oleh orang yang melihat. Memang terdengar tidak lazim kalau kita secara terbuka dan ngawur menggunakan teks ini.

Misalnya dalam suasana shalat jum'at tiba-tiba kita ambil mix langsung stand up di mimbar menggeser posisi khotib. Lantas, kita langsung ngomong sidang jum'at yang sangat sikak sekali. Marilah kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Gusti Alloh. Sebab, hanya Gusti Allohlah yang paling mengerti sikak kita. Nah, ini contoh penggunaan kata sikak yang ngawur. Padahal meskipun tujuan kita adalah baik. Namun, akan sangat tidak lazim sekali.

Kita tahu, ketika satu teks sudah dilempar pada kerumunan khalayak ramai. Sudah barang tentu akan terjadi perebutan makna dan tafsir yang berbeda-beda dari setiap kepala. Kalau bahasa jawanya "seje silit seje anggit", yakni beda pantat tentunya beda pendapat.

Sebuah teks apabila sudah dilepaskan begitu saja. Tentunya akan berlarian kesana sini. Teks akan bertemu dengan berbagai macam manusia. Taruhlah misalnya saya berujar seperti ini : , "sikakku (baca-sajakku) kau kubebaskan, berlarilah ke seberang/menerabas/aku tahu hampir setiap mata ingin membunuhmu/sampaikanlah suluk sikakku pada kekasih temanku/barang kali besok berdua/aku dan kekasih temanku/pura-pura tersedu menabur kembang-kembangan/di makam pahlawan/ terima kasih teman/ kau pahlawanku/. Nah, penggunaan sikak disini yang memiliki makna yang berbeda dengan penggunaan sikak yang lain. Sikak disini seperti ungkapan bahagia. Tujuannya sebagai ucapan terima kasih pada temannya. Sebab, temannya mati lebih dulu & sudah bisa ditebak saya kejatuhan durian muda wkwkwkwkwk. Ini hanya perumpaan penggunaan sikak.

Oke, kita semua tahu bahwa sikak itu memang salah satu produk teks dari temanggung. Kata-kata sikak acap kali digunakan untuk meredakan emosi yang sedang terbakar atau juga bisa digunakan untuk meluapkan emosi yang sudah lama terpendam. Taruhlah contoh misalnya kita sudah janjian mau makan bareng dengan teman-teman. Tapi ternyata justru kita malah ditinggal begitu saja. Nah, untuk meredakan emosi biasanya kita akan mengucapkan, "sikak, kok aku malah ditinggal".

Sebenarnya, memang sikak sering kali dikaitkan dengan tafsiran yang negatif. Tidak jarang pula biasanya orang yang acap kali menggunakan kata sikak. Sering dicibir sebagai manusia yang tidak punya tatakrama dan orang yang tidak berpendidikan. Nah, oleh sebab itu saya mencoba meredefisinikan teks tersebut. Dalam situasi yang seperti ini dibutuhkan orang nekad atau bisa kita sebut manusia setengah gila yang mau keluar dari pakem kebahasaan. Manusia setengah gila berbeda dengan manusia satu dimensi yang terjebak pada gemerlap fatamorgana rok tetangga. Dengan demikian, saya mohon maaf jika ada yang tidak sepaham dengan sikak ini. Bagi saya sudah jelas bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Pokoknya gak ada istilah sepiring berdua kalo masalah keimanan kepada Gusti Alloh hahaha.

Bagi saya sikak adalah kata unik nan baik yang dirujukkan pada keadaan si pengucap sikak. Sikak adalah keadaan yang luar biasa bahagianya. Bentuk lain dari rasa syukur kepada Gusti Alloh adalah sikak itu sendiri. Sikak adalah keadaan yang penuh keakraban. Sikak seperti kopi yang menghilangkan rasa ngantuk kita. Sikak adalah bentuk lain dari cinta yang lebih dalam. Sikak adalah kebersamaan tanpa mengenal batas suku dan agama. Sikak adalah ketulusan hati dari orang yang sedang mengalami sikak yang sangat dahsyat. Sikak adalah ketika kita merindukan manusia lainnya dan masih banyak lagi sikak yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Akhirnya, saya mohon dengan hormat bahwa sikak disini adalah kata unik dari temanggung. Saya menyebutnya sebagai redefinisi teks sikak. Sebab, ini keluar dari bentuk lazimnya dan dibutuhkan manusia-manusia pilihan yang mampu menghargai teks sikak sebagai kata-kata yang renyah didengar dan menggemuruhkan hati. Kita membutuhkan manusia-manusia yang mampu melawan arus dan membawa suasana baru dalam perbendaharaan bahasa kita sehari-hari. Iya, kita butuh manusia-manusia baru pembawa pesan yang terdalam dari teks sikak....

Pokoknya sikakku sikakkmu adalah sikakita.